Sabtu, 28 Juni 2008

Upaya Hati ...


Pada saat tertentu, kita akan berhadapan dengan kenyataan yang tidak kita kehendaki. Kondisi itu akan menampakkan hakikat jatidiri manusia yang mengalaminya. Sikap menerima dan dapat mengendalikan hati pada waktu itu akan membawa kita ke arah kedamaian, ketenangan dan kebesaran hati, yang pada akhirnya kita akan jadi pemenang. Sebaliknya, bila kita terpedaya menolak, tidak menerima keadaan dan cenderung berontak, maka kehinaan dan kehancuran kan menerpa kita dan akhirnya akan sengsara.

Hati ini senantiasa berubah, lembut bagai sutera suatu waktu dan keras laksana baja di waktu yang lain. Wajarlah kemuadian hati dinamai qolb (sesuatu yang tidak menentu ).

Hati harus senantisa terasah, dilatih dan diberi asupan gizi yang dapat menambah daya kekuatan dan selalu halus. Gizi itu adalah zikir, qiroatul quran dan siraman rohani lainnya.


Tidak ada komentar: