Senin, 10 Januari 2011

PRILAKU SISWA

Dalam berbagai kesempatan, kita sering dihadapkan dengan keadaan yang jauh dari harapan. Anak sebagai bagian dari masyarakat yang akan tumbuh dan menjadi manusia dewasa kerap kali berulah yang cenderung tidak sesuai dengan pola yang telah diberikan oleh oarang dewasa. Orang dewasa disini boleh jadi orang tuanya, guru-gurunya atau orang lain disekitarnya yang tentunya telah memberikan bimbingan kepada anak tersebut.

Kenyataan yang dihadapi, ketika orangtua mendapatkan prilaku anaknya cenderung "berulah", orangtua akan bertanya : Mengapa mereka bisa berbuat seperti itu, padahal kata mereka; kami tidak megajarkan hal yang demikian ?

Sesekali saya mendapatkan perasaan yang hampir menutup asa dalam jiwa. Mengapa tidak, anak sebagai siswa yang terdidik masih melakukan perbuatan yang tercela ? Harapan gurunya, siswa itu manut, berakhlak dan rajin.

Tulisan ini berawal dari beberapa orangtua siswa yang saya ajak bicara mengenai anaknya. Ketika saya ceritakan bahwa guru mereka telah kesulitan membina anak mereka dan hampir dibuat prustasi, mereka menjawab, kamipun sama, telah membina mereka. Lantas kalau begitu proses pembinaan siapa yang telah keliru sehingga tidak depat mencapai tujuan ?

Kadang kalau dipikirkan, apakah masyarakat secara umum turut memfasiltasi anak berprilaku negatif? atau media elektronik yang jam tayangnya sepertinya tidak mengerti kondisi anak-anak yang butuh teladan yang baik.

Sebagai penghargaan buat guru-guru, saya sampaikan : Bersabarlah, jangan lekas merasa gagal dalam membina mereka. Mereka yang cenderung berprilaku negatif itu prosentasenya kecil, masih dibawah 2 %. Walau begitu disampaikan kepada mereka, inilah peluang kita untuk terus berkreasi, berupaya mencari metode terbaik membawa mereka ke jalan kebaikan.

Bersabarlah wahai guru ! Bagian kita ada di dalamnya. Yakinlah siapa yang berusaha dengan sebaik-baiknya akan mendapatkan bagian yang jauh lebih baik dari apa yang telah diperbuat.

Tidak ada komentar: