Jumat, 13 Januari 2012

DIMENSI IBADAH

Seringkali kita beribadah, dan memang kita sudah terbiasa menjalankan perintah Allah SWT. dan berusaha untuk tetap menghindari segala larangan-Nya.Ibadah kita itu dilandasi oleh keimanan dan keyakinan bahwa Allah telah memerintahkan hamba-Nya untuk beribadah.Kitapun yakin bahwa apabila kita beribadah akan mendapatkan pahala sesuai kadar ibadah seorang hamba.

Kadangkala, terucap oleh seorang hamba yang baru selesai solat misalkan; enak kalau udah solat, udah ga punya beban. dst...atau ibadah lain yang hanya sebatas melaksanakan perintah Ilahi.

Kondisi seperti ini, ibadah yang kita lakukan baru sebatas dimensi kewajiban.

selain itu, ada diantara hamba Allah yang beribadah karena pada saat dan sesudahnya akan mendapatkan sisi positif dari pengaruh ibadah yang dilaksanakannya. Contoh, seseorang yang melaksanakan solat, ia akan terhindar dari perbuatan keji dan munkar. Orang yang berpuasa akan terkendali hawa nafsunya. Jelasny bahwa setiap ibadah yang dilakukan, inklud di dalamnya hikmah dan faidah dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam ibadah semacam ini, ibadah kita sudah dalam dimensi ibadah sebagai sebuah kebutuhan.

Bisakah ibadah yang kita lakukan mempunyai dua dimensi ibadah, kewajiban dean kebutuhan. Sehingga selain sebagai melaksanakan sebuah kewajiban, tetapi juga kita mendapatkan hikmah dan faidah yang berpengaruh baik dalam kehidupan