Senin, 24 Januari 2011

HEAD, HEART DAN GUTS

Dalam beberapa kesempatan yang lalu, tepatnya beberap tahun yang lalu, saya pernah membaca buku yang serupa dengan judul yang tertera di atas. Tulisan itu mengenai konsep pendidikan yang diharapkan mengarah pada pembentukan pribadi siswa yang mempunya kecerdasan ( Head ), Perasaan ( Heart) dan tentu saja mampu mengaflikasikan dalam bentuk keterampilan ( Hand ). Buku ini muncul ketika pemerintah mencanangkan kurikulum berbasis kompetensi ( KBK ). Sayangnya kurikulum ini tidak bertahan lama yang kemudian berubah menjadi KTSP ( kurikulum tingkat satuan pendidikan ).
Dalam kontek Head, Heart dan Guts, percis sama. Cuma tulisan ini diarahkan kepada seorang pemimpin yang tidak hanya mempunya kecakapan secara parsial, tetapi pemimpin yang mempunya kecakapan secara konprehensif. Selain mempunyai kecerdasan ( Head ), perasaan, nurani ( Heart ) juga mempunyai keberanian mengambil tindakan ( Guts ).
Kecakapan yang harus dimiliki pemimpin ini tidak didapat secara mendadak atau instan, tetapi melalui proses panjang dalam sebuah alur pendidikan yang dialaminya.
Kecerdasan yang disimbolkan dengan kepala, dianggap sebagai awal dari pengambilan keputusan. Berdasarkan pengamatan dari berbagai penilaian dalam rekrutmen pegawai, maka tes intelegensi menjadi bagian pertama penentuan kelulusan pegawai. Wajar dalam Al quran , Allah memberi isyarat dengan basthotan fil'lmi.
Perasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin akan sangat berarti apabila sipemimpin itu mempunyai hati yang lembut. Mau turut berempati dan senantiasa simpati terhadap kejadian yang dianggap meluluhlantahkan perasaan orang lain, terutama bagian yang dipimpinnya. Hati yang seperti ini hanya akan ada pada diri yang senantiasa dekat gengan Robbnya.
Keberanian/nyali seorang pemimpin dalam mengambil tindakan yang mungkin dianggap tidak populis tetapi dilihat jangka panjang akan menguntungkan. Tengoklah tindakan Rasulullah yang berani menerima perjanjian Hudaibiyah. sebagian sahabat tidak menerima sebab merasa akan dirugikan, tetapi akhirnya mereka menerima dan terbukti beberapa hari kemudian mereka tersadar hikmah dari perjanjian tersebut.
Tentu saja ini adalah bagian penting buat kita semua sebagai pemimpin dari semua tingkatan. Pemimpim dirinya dan akan bertanggungjawab sepenuhnya kelak

Tidak ada komentar: